LAMPU

Untuk mendapat hasil yang lebih terang orang mengusahakan bahan bakarnya dengan minyak tanah. Minyak tanahnya dimasukkan dalam tanki diberi tekanan dengan dipompa, lalu melalui pipa yang dipanaskan terlebih dahulun dahulu, dan setelah menjadi gas melalui lubang kecil (spuyer) ditampung oleh kaos tahan api dan terbakar dengan nyala yang terang. Ini kita kenal dengan nama dagang “ PETROMAX “ Terangnya cukup menyolok jika dibandingkan dengan lampu cempor.
Di kota yang sudah ada listrik, tidak perlu bersusah payah tinggal meng “on”-kan sakelar lampunya langsung menyala. Waktu itu yang banyak dipakai ialah lampu pijar, atau biasa disebut bohlam. LAMPU PIJAR itu ialah suatu logam yang mempunyai tahanan listrik yang besar, yang kalau dialirkan listrik menjadi panas, merah membara dan menyala, supaya tidak cepat putus diberi pelindung bola kaca, dan dibuat hampa atau diisi gas inert Argon misalnya. Tergantung keperluannya lampu pijar dapat dibeli dari yang 5 watt sampai yang 300 watt. Untuk penerangan jalan dibuat lampu pijar dengan Natrium, hingga menghasilkan sinar kuning yang terang, yang katanya dibawah sinar ini segala sesuatu terlihat lebih kontras dan baik untuk keamanan terutama lalu lintas. Juga dibuat lampu dengan merkuri yang sinarnya putih seperti siang hari. Untuk lampu yang lebih terang dibuat lampu pijar dengan Halogen ini biasa dipakai untuk mobil atau iklan dan lampu ini biasanya panas.
Lampu pijar dianggap tidak ekonomis, karena sebelum menghasilkan terang, menghasilkan panas terlebih dahulu yang sebetulnya tidak dibutuhkan. Kalau panasnya dapat dikurangi, maka pemakaian listriknya dapat dihemat. Lalu ditemukan lampu TL, (Tubular Lamp: lampu tabung) suatu tabung yang kedua ujungnya diberi filament sebagai katoda dan anoda, dengan bantuan “stater” filament tersebut mulai merah membara, dan electron mengalir dari anoda ke katode, disamping itu ada pula titik merkuri yang karena panas menjadi uap, dan ter-eksitasi menghasilkan sinar ultra violet yang tidak terlihat mata tapi membuat lapisan fosfor pada dinding lampu menjadi berfluoresensi (berpendar) dengan terang sekali. “Starter” hanya untuk memanaskan kedua filament sampai merah pijar, setelah itu dibuat otomatis stop. Sedang aliran electron dalam tabung meningkat terus maka diperulukan alat yang dapat membatasi, alat ini disebut “Balast”, dengan demikian aliran electron menjadi stabil, dan cahaya yang dihasilkan jauh lebih terang daripada lampu pijar.


Penemuan LCD ini, memberi peluang bagi televisi elektronik yang gambarnya selalu dikoreksi secara elektronik hingga selalu tajam dan warnanya kontras. Juga pelopor televisi berbadan tipis. Sayangnya televisi LCD banyak kekurangannya hingga sekarang tidak diproduksi lagi.
Tatang J. Iskandar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar