Rabu, 02 November 2016

WARNA
Kalau kita lewatkan sinar putih ke sebuah prisma, maka akan terjadi penguraian sinar itu menjadi beberapa warna seperti pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.  Atau disekolah dahulu dihafal dengan  sebutan MeJiKu, HiBiNU, ketujuh warna itu tidak mutlak karena masing-masing warna itu mempunyai variantnya masing-masing, merah jingga, kuning kehijauan, biru ungu dll hingga kita akan mendapat warna baru yang tak terhingga macamnya. Pada televisi zaman sekarang cukup memakai RGB (red green blue) dan dalam fotografi memakai Margenta, Yellow dan Cyan, sebagai warna pokok. Dengan tiga warna pokok itu dapat dibuat macam-macam warna, membuat gambaran sesuatu yang hidup dan alami. 
Pada zaman foto masih pakai film, gambar yang terekam dalam film itu warna komplimennya, merah menjadi hijau, kuning menjadi ungu dsb. Ini sangat membingungkan. Film tsb disebut negative, kalau disinari sinar putih dan dicetak pada kertas foto maka akan terjadi warna aslinya pada kertas foto itu. Dahulu jendela kereta api diberi kaca berwarna hijau muda, pada suatu kesempatan kacanya dapat dibuka dan terlihat pemandangan diluar sana. semuanya terlihat kemerah-merahan. Ini juga suatu efek komplimen dari warna.
Bagaimana warna-warna diatas dapat sampai ke saraf mata kita, ini tidak lepas dari teori gelombang elektromagnetik yang sekali dibentuk akan jalan terus tidak menyusut. Sinar putih yang merupakan gabungan sinar-sinar diatas jika sampai ke banda merah, gelombang sinar merah saja yang dipantulkan sedang sinar lain diserap dan menghilang, gelombang sinar merah itu (0,00007cm )masuk melalui mata kesensor saraf kita dan berkesan warna merah. Demikian juga pada benda berwarna biru yang dipantulkan hanya gelombang 0,00004cm saja dan terkesan warna biru. Setiap warna dari warna pelangi diatas mempunyai gelombang sendiri-sendiri. Sensor mata kita tidak dapat melihat gelombang elektromagnetik yang lebih kecil dari pada 0,00004 cm atau lebih besar dari pada 0,00007 cm. Gelombang yang lebih kecil disebut gelombang sinar ultra violet, yang lebih besar disebut sinar infra merah, keduanya tidak dapat dilihat mata, ultra violet dapat membunuh kuman sedang infa merah dapat menghasilkan panas. Kalau benda yang kita lihat itu tidak dibawah sinar matahari (putih) tapi dibawah sinar lampu kuning, ditoko atau di mall misalnya, warnanya jadi lain hingga kita sering terkecoh.
Gelombang elektromagnetik dari warna tersebut, sebelum masuk ke mata kita berjalan melalui udara, kalau udaranya bersih dan jaraknya dekat,tidak akan ada efek apa-apa. Tapi kalau jaraknya jauh misalnya gunung yang aslinya itu berwarna hijau, yang karena pohon atau hutan yang tumbuh diatasnya berwarna hijau, tapi kalau dari jauh gunung itu warnanya biru. Kalau dikota besar yang udaranya berpolusi jarang kita melihat langit yang biru cerah, tapi jika kita kepuncak selain udaranya segar pemandangannya indah langitnya-pun berwarna biru cerah mengagumkan.
Berkat adanya atmosfer yang melindungi bumi kita, langit itu dapat berwarna biru cerah, kalau tidak langit itu berwarna hitam bagaikan malam hari dan bintang bintang juga dapat terlihat meski disiang hari bolong. Oleh atmosfer warna warna lain dari sinar putih matahari diserap hanya warna biru saja yang lewat sampai ke mata kita. Lain lagi kalau pagi dan sore hari langitnya berwarna merah ini karena warna putih dari matahari menempuh atmosfer dan sampai ke mata kita relative lebih jauh, hingga bukan biru tapi merah.
Bukan saja media udara yang dapat mengubah gelombang warna, tapi mata kita sendiri dapat mengubah warna. Pada penderita katarak yang lensanya ditumbuhi semacam kapur, warna yang ditangkap juga lain meski tidak terlalu banyak. Ini terasa sekali waktu sehabis dioperasi, melihat televisi dan dunia menjadi sangat indah. Lain lagi kalau penderita bawaan yang buta warna, warna yang diterima hanya warna hitam dan putih, tapi tetap dapat membedakan gradasinya seperti kita melihat foto hitam putih yang cukup indah juga.
Peristiwa apa lagi, kalau pagi atau sore hari, matahari atau bulan terlihat lebih besar dan kemerahan? Kembali karena atmosfer yang mengelilingi bumi kita ini. Tinggi atmosfer kita selalu sama dari permukaan bumi, atau dengan lain perkataan atmosfer itu juga suatu bola sama dengan bumi kita. Pada pagi hari kita melihat secara horizontal, berarti  kita ada ditengah-tengah bola atmosfer tersebut. Jadi kalau kita secara horizontal memandang matahari berarti melihat matahari melalui setengah bola atmosfer itu,  dan ini sama juga memandang melalui lensa cembung. Efek dari ini tentu saja sama dengan melihat memakai kaca pembesar.
Gelombang elektromagnetik itu rupanya suatu gelombang yang universal mencakup banyak hal, meski kita tidak tahu hubungannya satu dengan yang lain, tapi yang jelas gelombang warna hanya sebagian kecil saja dari gelombang elektromagnetik tersebut.
Tatang J. Iskandar

新年快乐 HAPPY NEW YEAR Tahun anjing, 2569 imlek. Ini berarti, menurut perhitungan kalender bulan (imlek), hari ini sudah 2569 tahun sejak ...