GYROSCOPIC
Kalau kita berkunjung kesuatu pameran sience, seringnya ada suatu alat seperti roda sepeda yang pada kedua sisi as-nya dapat dipegang oleh kedua tangan kita. Jika rodanya diputar akan ada terasa suatu gaya yang cukup kuat. Yang mem-buat roda tsb stabil dan tidak dapat dimiring miringkan. Gaya tersebut adalah gaya GYROS-COPIC. Gaya tersebut sangat penting dalam ilmu pengetahuan terutama dalam penerbangan ke ruang angkasa. Gaya ini juga merupakan cikal bakal ditemukannya suatu SEPEDA. Jika digenjot dan rodanya berputar sepedanya akan stabil dan tidak jatuh. Sewaktu kita masih kecil. belajar naik sepeda, dilatakan bahwa harus jatuh dahulu baru bisa. Padahal bagi anak yang nakal dan berani tanpa jatuh-pun dapat menguasai, bahkan kalau sudah pandai, jalan perlahan dan hampir diam ditempat juga dapat dilakukan.
Perkembangan lebih lanjut ialah sepedanya diberi motor hingga tidak perlu tenaga untuk meng-genjot lagi. Pada awalnya diproduksi motor- motor besar seperti Harly Davidson, Norton, AJS, BSA, kemudian keluar motor jenis menengah seperti BMW, NSU dll yang meski 250 cc tenaganya dapat mengalahkan motor yang lebih besar cc –nya. Pada tahun 50-an dimulai pembuatan sepeda yang dipasangi motor. Diawali oleh SOLEX, motornya menggerakkan roda depan. REX memakai sepeda biasa, dengan vanbelt mengerakan roda depan, VICTORIA mengerakan roda belakang, CYCLEMASTER motornya ada di-as roda belakang. Masa ini berlalu pada era 60-an, dengan adanya MOBILET . DUCATI, DKW, SUSUKI,yang memasang motornya ditengah, ditempat pedal. Biasa disebut sepeda kumbang karena suaranya seperti kumbang tapi kalau mogok bisa digenjot seperti sepeda. Suatu hal yang baru dan berani diproduksinya SEKUTER , dengan merek VESPA, motornya diroda belakang tapi disamping. Sebetulnya dituntun saja sudah berasa berat sebelah, tapi karena nyaman untuk yang pakai rok, dan bawa barang, maka tetap eksis sampai sekarang. Yang heran LAMBRETA yang membuat mesinnya ditengah tapi tidak dapat menyaingi VESPA.
Kalau para acrobat dapat menaiki sepeda ber-roda satu dengan santai, ini merupakan tantangan bagi ilmuwan bagaimana supaya orang awam juga bisa bersepeda roda satu dengan motor.
Prinsipnya bisa!, ditambah saja satu roda lagi yang sifatnya gyroscopic tapi letaknya diumpetkan tidak kelihatan dari luar.
Maka berlomba-lombalah produsen mobil, bereksperimen membuat monowheel.
Yang cukup dikenal ialah SEGWAY dimana masih pakai tangkai untuk pegangan tangan. Ini sudah banyak diproduks, tapi umumnya perusahaan wisata yang beli dan disewakan ke pelangannya, seperti di Atlanta, Gold Coast (Australia) dll.
Yang cukup gigih ialah HONDA dengan membuat U3X, yang tidak pakai tangkai/setir, tapi ada tempat duduknya.
Di Indonesia sudah beredar (katanya sudah 500-an) Solowheel, cukup ringkas tanpa tempat duduk dan ringan dibawa-bawa. Kalau baterei-nya sudah di charge, dapat lari sekitar 18 km/jam. Katanya didaerah bebas kendaraan di Jen.Sudirman, banyak yang pakai.
Tatang J. Iskandar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar